Home / Berita / Prof Jasmal dan Andi Fahri Berkolaborasi, Keduanya Membawa Warna Baru di Binawasa

Prof Jasmal dan Andi Fahri Berkolaborasi, Keduanya Membawa Warna Baru di Binawasa

Palasara.or.id // Makassar [Sulsel] == Dalam dinamika pembinaan kepramukaan di Sulawesi Selatan, kehadiran dua figur kuat di bidang Pembinaan Orang Dewasa (Binawasa) Kwarda Sulsel periode kepemimpinan Kak Adnan Purichta sebagai Ka Kwarda, kini menjadi sorotan dan harapan besar. Mereka adalah Prof. Jasmal sebagai Wakil Ketua Binawasa dan Kak Fahri Makkasau sebagai Kepala Pusdiklatda Sulsel. Duet ini bukan hanya serasi secara struktur, tetapi juga klop secara karakter, visi, dan latar belakang. Kombinasi keduanya telah menjadi kekuatan yang diyakini mampu menghadirkan warna baru dalam pengembangan orang dewasa di Kwarda Sulsel warna yang penuh kreativitas, inovasi, dan semangat membangun yang tak biasa.

Sinergi Akademisi dan Budayawan yang Langka

Prof. Jasmal, seorang akademisi ternama yang mengakar di dunia pendidikan tinggi, membawa pendekatan ilmiah, sistematis, dan konseptual dalam merancang arah kebijakan Binawasa. Ia bukan sekadar pemegang kebijakan di atas kertas, tetapi juga pemikir strategis yang mampu membaca arah angin perubahan dan menyesuaikan kebijakan pembinaan agar relevan dengan zaman.

Di sisi lain, Kak Fahri adalah figur politisi sekaligus budayawan yang tak asing di kalangan pelatih. Ia membawa daya jangkau komunikasi yang luas, kepekaan terhadap dinamika lapangan, serta semangat kebudayaan lokal yang selalu ia selipkan dalam setiap proses pembinaan. Keduanya bukan orang baru dalam gerakan Pramuka nasional. Mereka adalah Andalan Nasional dan Pelatih Pusdiklatnas yang jam terbangnya tak perlu diragukan.

Jika Prof. Jasmal ibarat nahkoda yang paham arah pelayaran dengan kompas strategisnya, maka Kak Fahri adalah juru mudi yang tangguh dalam menerobos arus dan gelombang di lapangan. Sinergi keduanya adalah potret ideal dari kolaborasi antara konseptor dan eksekutor antara teori dan praktik, antara kebijakan dan pelaksanaan.

BACA JUGA  Dengan Hadirnya Putra Mahkota Kerajaan Gowa, Pulau Kodingareng Menjadi Simbol Budaya

Dua Momentum Besar, Dua Pilar Fondasi Awal

Kekuatan duet ini mulai tampak nyata sejak awal periode kepengurusan. Dua hajatan besar langsung digelar dan sukses dijalankan:

1. Rapat Koordinasi Pusdiklatcab se-Sulsel
Rakor ini menjadi ruang bersama untuk menyelaraskan visi dan menyatukan frekuensi kerja antara Pusdiklatcab dan Pusdiklatda. Dari forum ini, lahir sejumlah rencana program yang mengedepankan kemandirian, pemerataan kesempatan, dan penyusunan roadmap kegiatan pelatihan yang inklusif dan adaptif. Salah satu kekuatannya adalah pendekatan yang menghormati karakter dan keunikan masing-masing cabang.

2. Training of Trainer (ToT)
ToT yang baru saja usai dilaksanakan menjadi ajang konkret pembuktian. Para peserta merasakan suasana pelatihan yang hidup, dinamis, dan menyentuh kebutuhan ril pelatih di lapangan. Pesan dan kesan yang disampaikan oleh Kak Syamsuddin Latief, Kepala Pusdiklatcab Bone, dengan penuh haru menggambarkan betapa pelatihan ini “benar-benar terasa sebagai ruang pembinaan yang terukur, penuh muatan, dan inspiratif.”

Sementara itu, Kak Irman, S.Pd, Pelatih Pusdiklatcab Barru menyampaikan bahwa memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan agar Para Pelatih Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kepramukaan baik di tingkat Daerah dan Cabang lebih siap dan terampil dalam merancang sebuah Kursus atau Kepelatihan.

Pelatih lebih percaya diri dan senantiasa meningkatkan kualitas seorang pelatih pembin. Pelatih yang produktif menciptakan pelatihan yang menantang, menarik, menyenangkan dan penuh persaudaraan

Satu hal yang terus ditekankan oleh Prof. Jasmal dan Kak Fahri adalah pentingnya soliditas antara Binawasa dan Pusdiklat. Keduanya ibarat dua sisi mata uang: Binawasa sebagai pemegang kebijakan yang menentukan arah, dan Pusdiklat sebagai pelaksana teknis yang menjalankan kegiatan di lapangan. Bila keduanya tidak sejalan, maka pembinaan akan pincang. Namun dalam komando duet ini, keduanya terlihat saling memperkuat dan saling menghidupi.

BACA JUGA  Sinergi Untuk Keselamatan Publik, Jasa Raharja Dukung Penyelenggaraan FGD Keselamatan Perlintasan Sebidang Kereta Api

Soliditas ini juga merembes ke struktur di bawahnya dari pelatih ke pembina, dari cabang ke kwartir ranting. Kesadaran kolektif bahwa kita semua adalah satu tim besar dalam membina orang dewasa kini mulai terbangun, dan inilah pondasi perubahan yang sesungguhnya.

Sulsel Menuju Barometer Nasional Pembinaan Orang Dewasa

Dengan sinergi kuat, strategi terukur, serta semangat kolaboratif yang dipupuk dalam setiap lini, Sulawesi Selatan sangat berpeluang menjadi barometer nasional dalam hal Pembinaan Anggota Dewasa. Tidak berlebihan jika banyak pelatih dan pembina kini menjadikan Sulsel sebagai rujukan dan inspirasi.

Apa yang sedang dibangun bukan hanya soal program pelatihan dan agenda formalitas. Lebih dari itu, ini adalah upaya menyulut kembali semangat pembinaan orang dewasa sebagai proses pembentukan karakter, peningkatan kapasitas, dan pengabdian berkelanjutan.

Sulsel kini bukan hanya bergerak, tapi juga memimpin arah pembinaan orang dewasa dengan langkah pasti.

Pelatih dan Pembina se Sulsel sudah tak sabar menanti Inovasi Program berikutnya dengan prinsip kemandirian mereka ingin menjadi bagian di dalamnya.
Pelatih dan Pembina se Sulsel kini menantikan pelaksanaan kalender kegiatan berikutnya yakni “INDABA SULAWESI SELATAN 2025” TEMU RINDU 1.000 PEMBINA.

(Diramu dari berbagai sumber dan testimoni)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *